Minggu, 30 Juli 2023

Teori Psikososial Erikson Dan Pengembangannya

Teori Psikososial Erikson dan Pengembangannya

Teori Psikososial Erikson dikembangkan oleh psikolog dan psikoanalisis terkenal, Erik Erikson. Teori ini menggambarkan delapan tahap perkembangan yang melibatkan konflik psikososial yang harus diatasi oleh individu dari masa bayi hingga masa dewasa. Setiap tahap perkembangan menekankan pada konflik tertentu yang harus dipecahkan untuk mencapai perkembangan yang sehat. Berikut adalah penjelasan tentang teori psikososial Erikson dan pengembangannya.

1. Tahap Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1,5 tahun):
Tahap ini berfokus pada perkembangan kepercayaan dasar atau ketidakpercayaan dalam hubungan dengan orang tua atau pengasuh utama. Bayi yang menerima perawatan yang baik dan kasih sayang dari orang tua akan mengembangkan kepercayaan pada dunia sekitarnya. Jika bayi mengalami penelantaran atau penolakan, ia mungkin mengembangkan ketidakpercayaan dan kecemasan.

2. Tahap Otonomi vs. Keragu-raguan (1,5-3 tahun):
Tahap ini melibatkan perkembangan rasa otonomi dan kemampuan untuk mengendalikan diri. Anak-anak belajar melakukan tugas-tugas sederhana seperti makan sendiri atau berpakaian sendiri. Jika anak ditekan terlalu keras atau mengalami kegagalan, ia mungkin mengembangkan rasa keragu-raguan atau malu.

3. Tahap Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-5 tahun):
Tahap ini berfokus pada keinginan anak untuk mengambil inisiatif dan bereksplorasi dalam tindakan dan peran sosial. Anak-anak mulai memiliki imajinasi dan ingin memulai proyek dan permainan sendiri. Jika anak-anak merasa terlalu dibatasi atau dikritik, mereka mungkin mengalami rasa bersalah atau kurang percaya diri.

4. Tahap Keramahan vs. Rasa Canggung (5-12 tahun):
Tahap ini berkaitan dengan perkembangan hubungan sosial dan kemampuan untuk membentuk persahabatan. Anak-anak belajar mengembangkan hubungan yang positif dengan teman sebaya dan keluarga. Jika mereka mengalami penolakan atau kesulitan dalam berinteraksi sosial, mereka mungkin mengembangkan rasa canggung atau ketidakmampuan dalam berhubungan sosial.

5. Tahap Identitas vs. Peran Bercabang (12-18 tahun):
Tahap ini melibatkan eksplorasi identitas pribadi, termasuk nilai-nilai, tujuan, dan peran dalam kehidupan. Remaja mencari jawaban atas pertanyaan ‘Siapa aku?’ dan ‘Apa yang aku inginkan?’. Jika mereka tidak dapat menemukan identitas yang kokoh, mereka mungkin mengalami kebingungan atau kehilangan arah.

6. Tahap Intimitas vs. Isolasi (18-40 tahun):
Tahap ini melibatkan pengembangan hubungan intim dan kemampuan